Kauman Yogyakarta Mengenal Hooge School dan Kweek School No ratings yet.

Please rate this

Kauman Yogyakarta Mengenal Hooge School dan Kweek School

 

Kauman Yogyakarta merupakan sebuah tempat yang menyimpan banyak kisah sejarah. Pesona kampung Kauman begitu mengagumkan. Misalnya tentang keberadaan Perpustakaan Mabulir hingga keberadaan Masjid Agung. Kauman bisa dikatakan sebagai tempat lahirnya Muhammadiyah oleh K.H Ahmad Dahlan. Kampung ini begitu kental dengan nuansa Islam. Bahkan setiap bulan ramadhan sering digunakan untuk berjualan makanan takjil untuk berbuka puasa. Penduduknya juga sangat ramah sehingga tidak ada salahnya Anda sekedar berjalan-jalan keliling kampung Kauman tersebut untuk sekedar mengetahui aktifitas para penduduk. Tentu saja jangan melakukan hal-hal mencurigakan dan bisa membawa diri di kalangan masyarakat setempat sehingga tidak menimbulkan kesalah pahaman. Jika anda menggunakan jasa rental mobil di Jogja, anda akan dengan sampai di Kauman.

 

Perkembangan Kampung Kauman Yogyakarta

Masjid Agung Kauman Jogjakarta

Sejarah Kauman Jogja memang sudah cukup panjang dan bisa jadi nyaris dilupakan. Kampung Kauman sebenarnya telah menjadi sebuah tempat bagi ketib atau penghulu yang memang telah ditugaskan Kraton untuk mengurusi hal-hal yang berkaitan dengan agama. Pada akhirnya kampung ini memiliki peran besar bagi perkembangan agama Islam yang ada. Peran Ahmad Dahlan mengembangkan Agama Islam di Kampung Kauman begitu besar. Pada dasarnya agama Islam di Kampung Kauman sejak lama sudah kuat hanya saja pada masa penjajahan Belanda, Islam yang dilakukan para penduduk masih dicampur adukkan dengan kegiatan mistik dan musyrik. Ahmad Dahlan kemudian berupaya memurnikan ajaran Islam melalui Muhammadiyah.

 

Keunikan Masjid Agung Kauman

Tidak banyak yang sejak awalnya meniatkan atau memanfabkan hatinya untuk mengunjungi masjid agung Kauman Jogjakarta. Masjid tersebut berdiri sejak 16 tahun setelah Kraton berdiri. Keunikan masjid tersebut bisa dilihat bagaimana arsitektur masjid tersebut. Corak Jawanya sangat kuat. Bangunan masjid terdiri dari bangunan inti, serambi dan halaman. Seluruh bangunan tersebut memiliki luas 13.000 m2. Bangunan serambi pun berbeda dengan bangunan inti. Masjid ini menggunakan penyangga masjid sebagai 36 buah pada bangunan inti dimana penyangga tersebut bermotif polos. Sedangkan bagian tiang serambi menggunakan penyangga sebanyak 24 buah batu dengan motif awan. Berdiri dengan kokoh dan tegapnya membuatnya tampak gagah.

 

Berjalan Kaki Menyusuri Kampung

Untuk menuju masjid Kauman Jogjakarta perjalanan bisa ditempuh dengan berjalan kaki. Penggunaan kendaraan hanya akan membuat perjalanan tidak segera sampai. Hal ini tidak lain karena kebijakan yang telah ditetapkan masyarakat setempat untuk merancang agar kendaraan tidak dengan mudah masuk ke dalam kampung. Hal tersebut dilakukan sehingga berbagai jenis kendaran yang masuk pun tidak akan menganggu proses belajar mengajar para santri yang sedang belajar agama Islam. Selain itu cara tersebut juga sebagai bentuk upaya untuk mewujudkan filsafat kesetaraan yang ada di Kampung Kauman. Dimana setiap orang yang memasuki wilayah tersebut kemudian harus meninggalkan status sosialnya dengan berjalan kaki. Hal ini berlaku ketika menyususi setiap gang yang ada di Kampung Kauman.

 

Tempat Terlupakan

Selama ini seringkali orang hanya mencari tahu lokasi Kraton Jogja atau Taman Sari namun melupakan lokasi Kampung Kauman. Padahal jika dari Malioboro tepat di ujung jalan ketika berada di lampu merah hanya tinggal ke kanan, jika ke Kraton memang berjalan lurus. Tidak banyak orang yang mengetahuinya. Ketika memutuskan untuk berbelok ke kanan maka Anda akan menemukan Kampung Kauman dengan berbagai macam bangunan yang ada. Mulai dari bangunan tradisional Jawa, campuran atau ada pengaruh arsitektur Eropa, Timur Tengah dan sebagainya. Masyarakat Kampung Kauman juga sangaat menghargai jasa warga lainnya yang telah meninggal akibat berperang untuk merebut kemerdekan pada 1945 –  1948. Setidaknya ada 25 orang dalam daftar nama yang mereka miliki dan dibuat dalam sebuah monumen.

 

Sekolah Kuno

Di Kampung Kauman Anda juga akan menemukan sebuah sekolah lanjutan yang sudah kuno kerena berdiri sejak 1919. Awal berdiri, sekolah tersebut memiliki nama Hooge School Muhammadyah kemudian pada 1930 diganti nama menjadi Kweek School. Kemudian pada perkembangan selanjutnya pada masa K.H Ahmad Dahlan yaitu pada 1930 kemudian sekolah tersebut dipecah menjadi dua. Sekolah pertama ditujukan untuk laki-laki dan diberi nama Mualimin. Kemudian sekolah kedua untuk perempuan diberi nama Mualimat. Tidak hanya itu saja, istri Ahmad Dahlan kemudian juga mendirikan Aisyah untuk kaum perempuan. Kampung Kauman Yogyakarta memang menyimpan banyak sejarah yang menarik untuk dilihat dan dipelajari.


Recent Post
Call
IM3
WA
Email