Sumur Kitiran Mas No ratings yet.

Please rate this

sumur kitiran mas secara administratif terletak di dusun sukunan, kalurahan hargobinangun, kecamatan pakem, kabupaten sleman, propinsi diy atau tepatnya berada di dalam gereja katolik st. maria assumpta, jl. kaliurang km 17, pakem, sleman.

sumur kitiran mas semula merupakan sumur dengan diameter yang sangat kecil, yakni sekitar 20 cm x 20 cm. akan tetapi pada perkembangannya sumur lainnya dibuat di sisi utara sumur kecil. sumur baru ini berdiameter 70 cm.Sumur Kitiran Mas

sumur kitiran mas atau sumur kitiran kencana dibuat di bawah patung bunda maria di dalam gereja st. maria assumpta. penguatan untuk dinding sumur dilakukan dengan memasangkan lempengan batu alam (kali) pada keseluruhan dinding sumur. ketebalan dinding batu untuk penguat sumur ini sekitar 20 cm.sumur kitiran mas: objek peziarahan umat katolik selain gua maria sumur ini juga dilengkapi dengan timba dengan ember bergambar salib.

pada sekitar sumur juga diletakkan tempat khusus untuk penyalaan lilin. kecuali itu ada pula deretan kendi, patung-patung batu yang menggambarkan buto bajang, kupu-kupu, ikan kotes, katak, dan sebagainya.

latar belakang

sumur kitiran mas dibuat pada kisaran tahun 1985. keputusan membuat sumur ini merupakan kepsumur kitiran mas: objek peziarahan umat katolik selain gua mariautusan iman umat katolik di pakem saat itu. pembuatan sumur kecil (sumur i) yang berdiameter 20 cm tentu saja tidak mudah dilakukan. oleh karena itu pembuatan sumur ini berjalan demikian lambat. lebih-lebih pembuatannya dilakukan dengan cara manual.

sebelum sumur dibuat, sebelumnya telah dilakukan tirakat selama setahunan untuk mencari tujuh sumber air dari mata air yang berbeda di lereng-lereng gunung merapi. kecuali itu, juga dilakukan tirakat untuk mencari tujuh jenis bunga yang berbeda. pembuatan sumur itu juga dipicu oleh karena adanya kebiasaan umat setempat yang biasa meminum air dari jambangan yang diletakkan di bawah kaki patung bunda maria risang sungkawa di gereja st. maria assumpta. berdasarkan pengakuan beberapa umat mereka disembuhkan dari berbagai penyakit karena meminum air dari jambangan itu. berdasarkan hal itulah maka muncul gagasan untuk membuat sumur di dalam gereja sehingga bisa memenuhi kebutuhan lahir maupun batin dari umat setempat.

ketujuh air yang didapatkan dalam tirakat atau laku prihatin itu berasal dari tuk (sumber air) celeng, tuk wengi, tuk sangkan paran, tuk rembulan, tuk ulam, tuk cuwo, dan tuk macan. pencarian tujuh air dari tujuh sumber yang disertai laku prihatin dan doa itu akhirnya ditutup dengan doa novena kepada bunda maria.

akhirnya memang berhasil dilakukan penggalian sumur di bawah kaki patung bunda maria. bersamaan dengan itu air tujuh sumber dan bunga tujuh macam pun dimasukkan ke dalam sumur tersebut. semua unsur itu menyatu dalam sumur tersebut. umat setempat menandai sumur tersebut dengan nama sumur kitiran mas atau sumur kitiran kencana. berhasilnya pembuatan sumur berdiameter 20 cm itu tidak lepas dari doa mereka kepada bunda maria yang menjadi perantara berkat tuhan allah bagi mereka.

enam belas tahun kemudian dibuatlah sumur baru dengan diameter 70 cm di sisi utara sumur lama. sumur baru ini sering disebut anak sumur dari sumur yang pertama. pembuatan sumur baru itu perlu dilakukan untuk memenuhi kebutuhan umat yang semakin banyak datang ke tempat ini untuk berdoa dan memanfaatkan air sumur kitiran mas.

pada sisi sumur ini terdapat patung-patung seperti buto bajang, kupu-kupu, ikan kotes (gabus), dan katak. patung-patung batu ini merupakan lambang bahwa kita manusia harus bekerja kerasa untuk menghadapi segala tantangan. patung kupu-kupu melambangkan keikhlasan menjalankan kewajiban dan tugas hidup. patung katak melambangkan kepasrahan dan kesederhanaan, patung ikan kotes melambangkan bahwa manusia adalah pendosa. manusia itu jelek dan menakutkan seperti ikan kotes, namun berkat air kasihnya manusia bisa menjadi indah berenang-renang di dunia. patung buto bajang mengingatkan manusia agar tidak sombong dan bersikap tulus.

sumur kitiran mas ini telah diberkati kembali pada tanggal 14 oktober 2001. dengan itu umat ingin menandai dan berharap agar sumur kitiran mas dapat dungguh menjadi sumber hidup bagi siapa pun. bukan hanya umat katolik pakem, tetapi juga bagi umat manapun yang haus dan ingin menimba air kehidupan.


Recent Post
Call
IM3
WA
Email