Wisata Bebeng No ratings yet.

Please rate this

Kawasan wisata Bebeng, Kali Adem, dulunya adalah daerah wisata konservasi, di mana hutan dan segala makhluk hidup yang tinggal di dalamnya dilindungi agar tidak punah. Kawasan ini kerap digunakan oleh para pecinta alam sebagai tempat awal pendakian, atau sekedar berkemah.

Terletak di area Gunung Merapi, di sebelah timur Kaliurang, Bebeng memiliki kelebihan berupa pemandangan yang indah beserta udara yang segar. Ciri khas daerah wisata pegunungan. Sisi timurnya dibatasi oleh Sungai Gendol yang merupakan lokasi penambangan pasir. Namun bencana alam meletusnya Gunung Merapi telah membawa perubahan besar bagi daerah wisata Bebeng ini.
Wisata Bebeng
Luncuran material gunung Merapi pada hari Selasa malam (13/6) menghancurkan sebagian besar daerah Bebeng dan Kali Adem. Kali Gendol yang terletak di sebelah Kali Adem awalnya diprediksikan akan menjadi daerah aliran luncuran material. Namun keadaan berkata lain. Luncuran material memilih menyerang daerah wisata yang letaknya hanya sekitar 5 km dari puncak Merapi. Apa yang tadinya hijau, berubah seketika menjadi hitam akibat panasnya material. Bahkan 2 nyawa menjadi korban, terkurung dan terpanggang di dalam satu-satunya bunker yang disediakan untuk menghindari awan panas.

Setelah sekitar 1 bulan ditutup, daerah wisata Kali Adem dibuka kembali. Kawasan wisata Bebeng sudah tak nampak karena tertimbun oleh material gunung Merapi yang keabu-abuan. Warung-warung yang dulunya kerap menjadi tempat beristirahat para pengunjung telah hancur. Bahkan gapura besar sebagai penanda masuk daerah tersebut pun telah roboh dan hilang, tertimbun material.

Begitu dibuka kembali, pengunjung yang datang mencapai ratusan orang. Kebanyakan mereka penasaran dengan kondisi Kali Adem saat ini. Di pinggir jalan, para warga kebanyakan membuka usaha sampingan di rumah mereka. Ada yang berjualan foto gunung merapi saat erupsi, membuka warung kecil-kecilan, hingga berjualan bunga kering sebagai souvenir atau hiasan.

Obyek menarik yang kerap menjadi tujuan utama para pengunjung Kali Adem pasca meletusnya Gunung Merapi adalah bunker maut yang terletak di daerah Bebeng. Bunker maut seluas 6×8 meter ini masih diberi police line, menandakan bahwa daerah ini masih terlarangan untuk dimasuki orang umum. Menurut para pemandu dari Karang Taruna Kali Adem, hawa panas di dalam bunker belum sepenuhnya hilang.

Selain itu, pemandangan yang dipenuhi dengan warna hitam, putih, coklat, dan abu-abu mungkin mengingatkan kita akan pemandangan dalam suatu film perang, di mana segalanya hancur dan terbakar. Dedaunan dan pepohonan yang kering dan hangus merupakan salah satu bukti betapa panasnya material yang menghancurkan kawasan tersebut. Tak jarang pengunjung yang bergidik ngeri, membayangkan apa yang terjadi malam itu. Namun setelah lebih dari sebulan, rumput tampak telah mulai tumbuh kembali. Hijaunya rumput cukup memberi harapan di tengah rimbunnya pepohonan kering.

Cerita ajaib pun kerap terdengar dari penduduk sekitar yang berada di lokasi wisata Kali Adem. Bahkan ada larangan untuk masuk ke lokasi Kali Adem bagi mereka yang mengenakan baju merah, kuning atau oranye. Dipercaya, warna-warna cerah tersebut bisa memancing keluarnya lahar, yang bakal mengejar warna tersebut. Lalu bagaimana dengan tim SAR yang berseragam oranye? Tapi itu merupakan kepercayaan tradisional yang seharusnya kita hargai, dengan tidak menentangnya.

Daerah wisata yang kemudian dikenal dengan wisata lava ini memang akan dibuka untuk 3 bulan, paling tidak sebelum musim hujan mulai. Karena turunnya hujan bisa saja membawa dampak lain bagi kawasan ini. Pengunjung yang akan masuk ke kawasan wisata Kali Adem dikenai tarif yang cukup ‘lumayan’. Sekali masuk, setiap orang diharuskan membayar tiket masuk sebesar Rp 5.000,- ditambah parkir yang disesuaikan dengan kendaraannya (berkisar antara Rp 3.000,- – Rp 5.000,-). Sebuah masker akan diberikan untuk mengurangi debu yang pasti terhirup.


Recent Post
Call
IM3
WA
Email