Kampung Pecinan di Yogyakarta ini telah ada sejak zaman Belanda. Menurut sejarah, Kampung Pecinan Ketandan muncul pada akhir abad ke-19 sampai awal abad ke-20. Pada masa itu Pemerintah Belanda sedang menerapkan aturan yang membatasi pergerakan serta membatasi wilayah tinggal mereka. Dengan izin Sri Sultan Hamengku Buwono II, warga Tionghoa tersebut akhirnya dapat menetap di tanah yang terletak di utara pasar Beringharjo, dengan harapan aktivitas pasar terdorong oleh perdagangan mereka.
Kampung Pecinan Yogyakarta adalah salah satu kampung cina bersejarah di Indonesia. Para pedagang Cina meraih kesuksesan di Kota Yogyakarta dengan berjualan emas di rumah toko mereka. Kawasan Ketandan ini terkenal dengan deretan toko mas. Sebagian besar warga Tionghoa di kawasan Pecinan ini memang sebagian besar berprofesi sebagai penjual emas yang telah dijalani turun-temurun.
Seiring perkembangan zaman, kawasan pecinan Ketandan ini semakin terpinggirkan oleh perkembangan dalam berbagai hal. Misalnya telah banyak bangunan di Kampung Ketandan ini yang telah direnovasi. Dalam hal perdagangan, kawasan Kampung Ketandan juga semakin tersingkir akibat perkembangan perdagangan yang semakin meningkat di kawasan Malioboro.
Oleh karena itu, berbagai upaya pelestarian keorientalan kawasan ini terus dilakukan oleh berbagai pihak. Pemerintah Kota Yogyakarta misalnya telah menetapkan Kampung Ketandan sebagai kawasan Pecinan yang akan dikembangkan terus-menerus. Bangunan-bangunan di kawasan ini akan dibuat berarsitektur Tionghoa, sementara bangunan berarsitektur Tionghoa yang masih ada akan tetap dipertahankan.
Berkeliling Menelusuri Jalan-Jalan Pecinan
Di kawasan Kampung Ketandan ini kita bisa melihat arsitektur Tionghoa yang identik dengan rumah tingkat dengan berbagai ornamen Tionghoa. Rumah-rumah tersebut kebanyakan dibangun memanjang ke belakang. Rumah-rumah ini sekaligus digunakan sebagai toko. Sebagian besar dari mereka berprofesi sebagai pedagang emas dan permata.
Di kawasan Pecinan yang terletak di seberang Pasar Beringharjo, terdapat sebuah toko obat yang sudah cukup lama berdiri, yaitu ‘Toko Obat Bah Gemuk’. Di toko obat itulah dijual berbagai macam obat tradisional Cina yang kemanjurannya telah dikenal di seluruh penjuru dunia.
Sampai di kawasan Lor Pasar, Anda bisa menemui kios-kios tradisional yang menjual berbagai kebutuhan, mulai dari elektronik, peralatan menjahit dan aksesoris pakaian, peralatan memasak hingga perhiasan emas. Kawasan ini sejak lama telah dikenal masyarakat Jogja sebagai salah satu tempat mendapatkan kebutuhan dengan harga murah. Selain menjual barang-barang baru, beberapa kios juga menjual barang bekas.
Sejak tahun 2006, seiring dengan reformasi Indonesia, menjelang Tahun Baru Imlek, warga Kampung Ketandan mengadakan Pekan Budaya Tionghoa. Festival yang digelar oleh Pemerintah Kota Yogyakarta ini digelar sebagai bentuk upaya mempertahankan identitas Kampung Pecinan Ketandan.
Lokasi
Tertarik untuk mengunjungi Kampung Pecinan Ketandan? Anda bisa dengan mudah mengunjungi kampung Pecinan ini karena letaknya yang strategis di tengah kota, yaitu di sisi selatan kawasan Malioboro, atau di sebelah utara Pasar Beringharjo. Kampung Ketandan berada di sebelah tenggara perempatan Jalan Malioboro – Jl. Jend A Yani -Jl. Pajeksan – Jl. Suryatmajan. Anda bisa memulai perjalanan keliling dari bagian samping kampung itu, tepatnya di jalan sebelah Toko Batik Terang Bulan.
Harga Sewa Elf Jogja 12-20 Kursi Penumpang , rental mobil Elf di fasilitas AC, TV, Audio, Wifi, Karaoke, Asuransi Wangi, Dingin, Tidak Bau Asap Rokok
Sewa Alphard Jogja, Solo, Semarang rental mobil Vellfire mewah 2020 stock 310 unit, Asuransi All Risk dalam luar kota, sopir 8 bahasa asing, Free Parcel
Rental sewa Innova Jogja mobil All New Grand, Venturer, Reborn, solar, bensin, manual, matik, Hitam Putih SIlver luxury Captain Seat dengan / tanpa sopir.
Sewa hiace Jogja murah, stock 32 Unit terbaru 2019. AC, TV, DVD, Karaoke, WIFi 12 - 20 Kursi Penumpang Lengkap Plus Guide & Sopir 8 Bahasa Asing + Asuransi